Tanaman yang satu ini punya tempat spesial di hati saya, berhubung kesumba keling (Bixa orellana), si tanaman yang buahnya nampak seperti rambutan ini, bisa dibilang salah satu tanaman yang pertama mengenalkan saya pada dunia meramban.
Pertama kali saya mengenal tanaman ini, di tahun 2018, saat saya dan seorang teman berpetualang, bersepeda dari kota Yogyakarta menuju Waduk Sermo. Setelah melewati hamparan sawah luas di daerah Nanggulan, Kulon Progo, medan menanjak semakin sering kami hadapi, membuat kami harus mendorong sepeda, memperlambat perjalanan kami. Pada saat itulah teman saya menunjuk pada tanaman ini, yang kami tidak kenali. Buahnya berwarna merah, memiliki rambut, sepintas mirip seperti rambutan. Karena rasa penasaran kami dibarengi rasa curiga —mengira tanaman itu mungkin beracun dibalik penampilan buahnya yang mencolok— kami hanya mengambil foto untuk diinvestigasi lebih lanjut setelah kami pulang dari petualangan kami.
Kecurigaan kami salah, ternyata tanaman ini umum dimanfaatkan sebagai pewarna di industri makanan atau tekstil, bumbu, dan sebagai kosmetik. Kalau kamu cek komposisi makanan snack di toko-toko terdekatmu, tidak jarang mereka mencantumkan komposisi annatto (pewarna merah-oranye-kuning dari kesumba keling).
Tanaman ini tersebar di wilayah yang beriklim tropis dan subtropis di seluruh dunia, seperti benua Amerika dan Asia. Di Jogja, tanaman ini jarang saya temui, sehingga ketika saya mendapatkan buah tanaman ini, saya semai bijinya untuk dibagikan bibitnya ke teman-teman yang memiliki lahan dan mungkin mau memanfaatkannya.
Karakteristik
Tanaman ini tumbuh sebagai pohon pendek layaknya tanaman semak berkayu, namun juga dapat tumbuh hingga 10 meter yang berbuah sepanjang tahun. Daunnya berbentuk hati berwarna hijau. Siklus hidupnya perennial, atau diartikan dapat berbuah dan bertahan hidup bertahun-tahun.
Buahnya atau disebut juga pod, berbentuk hati yang berwarna hijau ketika masih muda dengan rambut kaku di sekelilingnya. Semakin masak, pod ini akan berubah warna menjadi merah hingga coklat gelap dan akan terbelah membuka, mirip paruh burung.
Di dalamnya terdapat biji-biji yang memiliki lapisan pigmen waxy berwarna merah, dan memiliki bau pedas yang tipis seperti lada, meskipun dari rasa tidak pedas menurut beberapa sumber. Bijinya inilah yang biasanya dimanfaatkan sebagai pewarna, bahan kosmetik, atau sebagai bumbu.


Pemanfaatan
Bijinya dari pod yang sudah berwarna merah adalah bagian yang paling umum digunakan sebagai bumbu masakan dan pewarna makanan di beberapa negara-negara Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Asia, seperti di Filipina dan Vietnam. Biasa digunakan juga untuk pewarna keju dan margarin.
Bijinya merupakan potensi sumber antioksidan dan mengandung properti antiseptic dan antibacterial. Beberapa sumber menyebutkan dapat membantu pemulihan luka, mengurangi inflamasi, dan membantu perlindungan dari cahaya UV. Untuk kosmetik biasa diolah menjadi bubuk masker, salve, atau sabun. Secara tradisional, warga asli Amerika Selatan menggunakannya untuk cat badan dan makeup, sehingga tanaman ini kadang disebut dengan lipstick tree. Suku Maya dan Aztek juga menggunakan tanaman ini dalam ritual untuk simbolisasi darah.
Saya beberapa kali memanfaatkan pigmen bijinya untuk pembuatan sabun, dari buah kesumba keling yang dipanen dari bibit yang pernah saya semai untuk ditanam teman-teman saya. Saya mengekstraknya dengan metode oil infusion panas, yang membuat minyak kelapa yang saya gunakan menjadi berwarna merah. Ketika digunakan dalam proses pembuatan sabun dengan metode cold processed, hasilnya menjadikan sabun berwarna oranye, dan tidak memudar karena pengaruh proses saponifikasinya.


minyak infus kesumba keling